CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Rabu, 18 Juni 2008

Anak Semua Bangsa

Judul Buku : Anak semua bangsa.

Penulis : Pramoedya ananta Toer.

Buku ini adalah sekuel kedua setelah Bumi Manusia. Pramoedya menggambarkan penderitan rakyat Jawa akibat kekejaman penjajahan Belanda. Pertama kali digambarkan Jan Dapperste alias Panji Darman yang mengabarkan bahwa Annelies sudah kehilangan semangat hidup dalam perjalanan laut ke Nederland. Di kapal Annelies sudah sakit sehingga Jan ikut merawatnya. Setelah sampai di Nederland Annelies tidak diurisi oleh walinya. Tidak lama kemudian Annelies meninggal.
Kemudian ada Khoe Ah Su, seorang aktivis Cina yang sedang mengampanyekan nasionalisme datang dari Cina. Marten Nijman, redaktur SN v/d D meminta Minke mewawancarainya. Tulisannya kemudian diplintir oleh Nijman. Dia menulis bahwa Khoe satang secara ilegal dari Tientsin dalam rombongan besar yang kemudian dipecah ke berbagai kota. Tapi masyarakat Cina di Indonesia menolak gagasannya. Dia lalu dikabarkan menjadi buronan. Minke tentu saja kaget. Nyai Ontosoroh lalu menerangkan kepada Minke bahwa itulah watak Eropa : licik, penipu, jahat. Mereka unggul di ilmu dan ekonom tapi cacat moral. Hukum dan pengadilanpun hanya untuk kepentingan mereka, bukan untuk kepentingan pribumi.
Kemudian digambarkan kekejaman adminstratur pabrik gula. Namanya Frits Homerus Vlekkenbaaij, yang diucapkan Plikemboh oleh orang Jawa. Dia pemabok, pemarah, kejam dan pengganggu wanita. Ketia melihat Surati, anak perempuan Sastro, timbulah niat jahatnya. Plikemboh lalu menyiapkan jebakan untuk Sastro, anak buahnya sendiri dan saudara Sanikem alias Nyai Ontosoroh. Suatu hari uang kas pabrik yang menjadi tanggung jawab Sastro hilang. Plikemboh tentu saja marah besar. Tapi dia lantas mau membantu Sastro dengan hutang dengan syarat Surati diserahkan kepadanya. Semula Surati dan ibunya menolak tapi mereka tidak berdaya. Akhirnya Surati menerima dengan sebuah rencana balas dendam. Suatu malam dia pergi ke sebuah desa yang sedang terkena wabah pes. Dai mampu masuk walaupun desa itu dijaga ketat agar orang luar tidak bisa masuk dan orang desa tidak bisa keluar sampai mati semua bersaam penyakitnya. Di sana ditemuinya seorang bayi yang sedang sekarat dan akhirnya mati dalam pelukannya sedangkan kedua orang tuanya sudah mati di dekartnya. Esok harinya Surati datang menyerahkan diri kepada Plikemboh. dengan cepat Plikemboh tertular. Beberap hari kemudian mereka berdua mati bersama terkena penyakit pes.
Pramoedya juga emnggambarkan penderitaan kaum tani. Minke bertemu dengan Trunodongso, seorang petani yang sedang diteror untuk memberikan tanahnya kepada pabrik gula. Trunodongso punya tanah lima bau. Tiga bau sudah disewakan kepada pabrik gula dengan paksa selama delapan belas bulan tapi nyatanya sampai dua tahun kecuali dia mau disewa lagi untuk musim tanam berikut. Uang sewanya sebelas picis tapi dia hanya menerima tiga talen jadi masih kutang 35 sen. Minke berjanji mau menulis kasus ini di koran. Tapi kemudian Nijman menolaknya.
Kemudian hari Kommer mengungkapkan bahwa Herman Mellema pernah konflik dengan patih Sidoarjo sehingga si patih dipindah ke Bondowoso. Dia juga konflik dengan camat yang jadi tuan tanah. Nyai Ontosoroh kaget mendengar ini karena ingat pernah mendengar ada orang mati yang konon karena ditanduk kerbau dan kata orang camat Sidoarjo. Dia sekarang yakin camat itu adalah korban pembunuhan. Nyai mengira itu pastilah akal busuk Herman Mellema.
Pengaruh liberalisme Eropa digambarkan dengan pertemuan Minke dengan Ter Haar, seorang jurnalis Belanda. Dia memaparkan semua kebusukan kolonial. dia ceritakan ekjayaan kapital di perkebunan, pertanian, transportasi, dan pertambangan. pabrik gula juga sudah emnjadi monster, korbannya juga sudah banyak. salah satu contoh adalah van de Putte. waktu jadi mentri jajahan dia bikin undang undang gula. Ternyata dia memiliki ladang tebu terbesar di Besuki -Bondowoso. Petani Priangan juga menjadi korban empuk. Dulu mereka punya ratusan kerbau yang dilepas. Agen pribumi lalu menebar racun sehingga banyak hewan ayng mati. terjadilah wabah akibat bangkai membusuk. lalu dikeluarkan larangan hewan berkeliaran. dengan tekanan lantas rakyat menyerahkan tanahnya. jadilah kemudian perkebnan teh sedangkan peternakan rakyat musnah.
Gambaran kekejaman kolonialisme dilengkapi dengan tokoh Maurits Mellema, anak hertman Mellema denagn istri ertama. dialah yang akan emngambil alih perusahaan Nyai berdasarksan vonis pengadilan Amsterdam bahwa dia pewaris sah aset Herman mellema. Dia datang denga sanagtarogan kerumah Nyai Ontosoroh. Di sana sudah berkumpul kerabat dan teman teman Nyai. Mereka memprotes tapi tidak digubrisnya.
Kalau tafsir saya pribadi, Pram ingin mengatakan bahwa pengaruh Cina dalam pergerakan kemerdekaan oleh kaum nasionalis kecil saja. Kematian Khoe menyimbolkan gagasan itu.

0 comments: